Model Pembelajaran Quantum Teaching
a. Lahirnya Konsep Quantum Teaching
Quantum Teaching dimulai di Super Camp, sebuah program Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum yaitu sebuah perusahaan pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (De Porter, 1992 : 4). Dalam program tersebut hasilnya menunjukan bahwa murid-murid yang mengikuti Super Camp mendapat nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi, dan merasa lebih bangga akan diri mereka sendiri (Vos Groenendal, 1991 : 4).
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan, seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intellegences (Gardner), Neuro-Linguistic Programing (Gridner and Bandler), Experiential Learning (Halm), Socratic Inquiry, Cooprative Learning (Jhonson and Jhonson), Element of Effective Instruction (Hunter).
Untuk memudahkan pemahaman guru terhadap filosofi Quantum Teaching ada beberapa kata yang dapat dijadikan sandaran untuk memahami konsep-konsep baru yang akan dibahas lebih lanjut.
Quantum : Interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya. Dengan demikian Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.
Pemercepatan belajar : Menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian, dan keterlibatan aktif.
Fasilitasi : Memudahkan segala hal.
Proses belajar mengajar merupakan fenomena yang kompleks segala sesuatunya berarti, setiap kata, pikiran, tindakan, asosiasi, dan sampai sejauh mana guru mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar itu berlangsung (De Porter, 1992 : 3).
Azas utama Quantum Teaching adalah Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka. Artinya pertama-tama guru harus membangun jembatan untuk memasuki dunia kehidupan peserta didik/siswa. Tindakan memasuki dahulu dunia siswa akan memberi guru izin dari siswa untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Bagi siswa, guru adalah rekan belajar, model, pembimbing, dan fasilitator.
Prinsip-prinsip Quantum Teaching :
1) Segalanya berbicara
2) Segalanya bertujuan
3) Pengalaman sebelum memberi nama
4) Akui setiap usaha
5) Jika layak dipelajari, maka layak pula diberi penghargaan.
b. Penerapan Quantum Teaching dalam Pembelajaran
Quantum Teaching dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu konteks dan isi (Poter, 2000 : 9). Dalam kategori konteks, guru akan menemukan semua bagian yang dibutuhkan untuk mengubah :
1) Suasana memberdayakan
Suasana kelas mencakup bahasa yang dipilih, cara menjalin rasa simpati dengan siswa dan sikap guru terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar. Penelitian menunjukan bahwa lingkungan sosial atau suasana kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademik (De Poter dalam Walberg dan Green Berg, 1997 : 19).
2) Landasan yang kukuh
Landasan adalah perangkat kerja : tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar (Porter, 2000 : 14). Landasan bertujuan membangun konteks untuk Quantum Teaching.
3) Lingkungan yang mendukung
Lingkungan adalah cara guru menata kelas : pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung proses belajar (Poter, 2000 : 91). Selain itu juga harus diikuti dengan musik, karena musik membantu siswa belajar lebih baik dan meningkat lebih banyak. Musik meremajakan dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar. Di samping itu, kebanyakan siswa memang mencintai musik (Poter, 2000 : 73).
4) Rancangan belajar yang dinamis
Dalam setiap rancangan pengajaran guru dapat dengan mudah menyatakan siswa mempersiapkan kesuksesan dan melibatkan setiap kecerdasan dan modalitas siswa, pembentukan kelompok dan alat bantu pembelajaran (Poter, 2000 : 105).
Dalam kategori isi, guru akan menemukan keterampilan penyampaian kurikulum apapun, strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas yang mereka pelajari:
1) Penyajian yang prima
Guru adalah salah satu faktor paling berarti dan berpengaruh dalam kesuksesan siswa sebagai pelajar. Dr. George Lozanov dalam De Poter (2000: 114) menyatakan bahwa tindakan yang paling ampuh yang dapat dilakukan guru untuk siswa adalah memberikan teladan tentang makna menjadi seorang pelajar. Keteladanan, ketulusan, konruensi, dan kesiapsiagaan guru akan memberdayakan dan mengilhami siswa untuk membebaskan potensi milik mereka sebagai pelajar.
2) Fasilitas yang luwes
Pengaturan transisi menjadi lebih fleksibel saat guru mempengaruhi perilaku melalui gerakan yang terarah dan berkaitan dengan isi. Akhirnya menumbuhkan strategi berpikir menyingkapkan bagaiman siswa mencapai suatu jawaban dan mendukung waktu berpikir. Fasilitasi adalah seni dan ilmu untuk memaksimalkan saat belajar dan bekerja bersama siswa (Poter, 2000: 158).
3) Keterampilan belajar untuk belajar
Guru harus mempunyai keyakinan bahwa siswa mempunyai gaya belajar masing-masing, mereka menyerap bahan pelajaran dengan cara yang terbaik bagi mereka. Siswa menyusun materi secara efisien dengan peta pikiran, catatan, dan belajar memutar. Siswa mempunyai quantum reader saat memasuki keadaan alfa dan mengingat informasi penting dengan asosiasi menyenangkan dan bermakna (Poter, 2000: 190).
4) Keterampilan hidup
Dalam membangun konteks untuk Quantum Teaching keterampilan hidup akan membantu membentuk dan mengorkestrasikan suasana dan landasan. Komunikasi yang jernih dan keterampilan hidup prima akan menciptakan lingkungan kelas yang aman, meningkatkan pengambilan risiko lebih besar dan kepemilikan untuk belajar (Poter, 2000: 206).
Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Teaching dengan cara:
1) Tumbuhkan:
Tumbuhkan minat siswa dengan memuaskan, “Apakah manfaatnya bagiku” (Ambak), dan manfaatkan kekayaan pengalaman hidupnya.
2) Alami:
Mengulang dan mendatangkan pengalaman belajar yang dapat dimengerti oleh setiap siswa secara alamiah.
Unsur ini memberi pengalaman kepada siswa, dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah pengalaman membuat guru dapat mengajar “melalui pintu belakang” untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka.
3) Namai:
Sediakan kata kunci atau konsep, model, rumus, strategi; sebuah masukan.
4) Demonstrasikan:
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukan bahwa mereka tahu.
5) Ulangi:
Tunjukan siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu bahwa aku memang tahu.” Dalam langkah ulangi, guru dapat menerapkan dalam bentuk latihan karena “latihan membuat permanen” (Poter, 2000: 93).
6) Rayakan:
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Artikel yang bagusss……
Trims mas…
saya lg buat skripsi jd sangat membantu